tabunggaselpiji

the wonder of Indonesian horror movies.

Review Dia Pasti Datang

 

dia-pasti-datang-amel-alvi

Empat perempuan bergaun merah menari dengan latar sebuah ruangan mirip dungeon dalam video-video porno bondage jadul dan awan merah darah berarak di langit yang terlihat dari jendela-jendela tinggi ruangan tersebut. Ruangan ini terbuat dari efek CGI luar biasa buruk. Ini adalah adegan pertama film Dia Pasti Datang. Filmmaker Dia Pasti Datang tampaknya mengalami bad acid trip atau tengah dalam kondisi mengantuk berat saat menggarap adegan tersebut, dan juga keseluruhan film Dia Pasti Datang.

Dia Pasti Datang adalah sebuah pengalaman buruk. Namun sebuah pengalaman buruk yang tidak saya sesali sama sekali. Tidak kompetennya para filmmaker di balik Dia Pasti Datang membuat saya merasakan sebuah pengalaman menonton film yang jarang sekali saya rasakan di bioskop. Ini mengingatkan saya pada film horror Indonesia lain yang tak kalah semrawutnya, yaitu Tes Nyali.

Film ini memiliki penataan suara dan musik terburuk yang pernah saya saksikan pada film Indonesia. Dialog tiba-tiba mute, musik tiba-tiba menghilang, suara kru yang tengah mengobrol dapat tiba-tiba terdengar, dialog dapat tiba-tiba terulang kembali tanpa diucapkan oleh para pemain filmnya. Saya terperangah. Beberapa adegan yang muncul di layar bahkan dapat mendadak hening tanpa suara sama sekali.

Tidak hanya penataan suara, penataan gambar film Dia Pasti Datang juga luar biasa amburadul. Editor film ini tampaknya mengedit filmnya dengan melempar kucing ke atas keyboard berkali-kali untuk menyusun gambar demi gambar, atau mungkin meng-edit film ini dengan mata terpejam sehingga adegan demi adegan dalam film berlompatan kesana kemari dengan bebasnya, mengabaikan logika cerita.

Namun logika cerita film ini juga memang dari awal sudah tidak pernah ada. Steady Rimba, penulis dan sekaligus sutradara film ini, tampaknya juga mempercayakan seekor kucing untuk melompat di atas keyboard berkali-kali untuk mengetik naskah film ini hingga tuntas. Tapi tidak ada yang bilang bahwa naskah yang ditulis oleh seekor kucing tidak mengesankan.

Steady Rimba (atau kucing penulis naskah) membuat para tokoh dalam film ini ditarik oleh tangan-tangan setan di sebuah air terjun dan kemudian seolah tidak pernah mengalami kejadian tersebut setelahnya. Para tokoh perempuan di film ini menggoda tokoh utama pria dengan memuji-muji dan mengelus-elus jaket yang dikenakannya, kemudian mereka bertingkah seolah tidak pernah menggoda pria tersebut sebelumnya. Awkward. Steady Rimba (atau kucing penulis naskah) juga menyuguhkan wanita tua yang melahirkan di dalam mobil, para tokoh yang selalu berteriak satu sama lain, anak-anak kecil yang bersorak-sorai menonton penampilan tarian (hampir) erotis, referensi film Carrie, dan persoalan gender role. Laki-laki dalam film ini selalu digambarkan prideful, tidak pernah mau dianggap setara oleh perempuan, dan cabul.

Steady Rimba juga sepertinya menyutradarai film ini dalam keadaan tertidur pulas. Dendam Pocong Mupeng dan Rien Pembunuh Berantai terasa jauh lebih rapih dan lebih niat digarap dibanding film Dia Pasti Datang. Tapi tentu saja, yang membuat saya yakin bahwa film ini disutradarai oleh Steady Rimba dan bukan seekor kucing adalah karena saya masih dapat menyaksikan cita rasa sejati seorang Steady Rimba sebagai sutradara dalam film ini. Steady Rimba sangat menyenangi lekuk tubuh perempuan. Shot sedikit low angle menangkap paha dan dada perempuan, sesekali close-up ke daerah selangkangan perempuan-perempuan di film ini. Terkadang Steady Rimba memerintahkan pemeran wanitanya untuk berkeliling kamar atau bangun tidur hanya mengenakan bra. Jika masih kurang, Steady Rimba menampilkan para tokoh perempuan ini memakai pakaian yang menyingkap dada dan paha di sebuah adegan pemakaman. You do you, Steady Rimba.

Dan jika kalian merindukan film-film Steady Rimba yang sakit jiwa seperti Nafsu Liar yang menampilkan seorang anak yang masturbasi ketika melihat Ibunya gantung diri, di film ini Steady Rimba menampilkan dua pria yang menyetebuhi mayat seorang perempuan (nekrofilia). Atau sesosok kuntilanak yang merasuki seorang perempuan dengan cara menggerayangi tubuhnya yang hanya memakai bra, sesekali sambil menciumi leher jenjangnya.

Kali ini, Steady Rimba tidak menampilkan sosok setan berkulit mulus dan berpakaian tranpsaran seperti Febby Lawrence di film Bisikan Nafsu atau Rika Herliana di Bergairah di Puncak. Setan di film Dia Pasti Datang penuh borok dan kudis di sekujur tubuhnya. Rambutnya berantakan. Sesekali merangkak di lantai atau di balik selimut, persis seperti yang dilakukan oleh Kayako di film Ju-On: The Grudge. Tapi terkadang ia melakukan hal-hal yang jauh lebih menarik dari merangkak atau mengimitasi Kayako. Setan ciptaan Steady Rimba di sini senang menjajakan dagangan, mengamati perempuan yang menyeduh kopi panas dan mengubah dirinya menjadi sebuah teko. Tidak seatraktif setan di film Dendam Pocong Mupeng memang, tapi bolehlah.

Menyaksikan Dia Pasti Datang adalah sebuah pengalaman yang pahit. Namun sekali lagi saya tidak menyesalinya. Meskipun film ini tampaknya baru 80% jadi dan dilempar ke bioskop tanpa di-preview terlebih dahulu oleh semua pihak di balik produksi film ini, namun setidaknya menyaksikan film ini adalah sebuah pengalaman baru yang jarang saya rasakan ketika menonton film horror Indonesia di bioskop. Karena pengalaman adalah sesuatu yang sangat berharga, pengalaman adalah bagian dari hidup, bagian dari proses menjalani hidup.

Pengalaman menyaksikan Dia Pasti Datang telah mengajarkan saya banyak hal, memberikan saya banyak sekali kesan mendalam, dan saya berterima kasih pada Steady Rimba untuk itu.

Terima kasih atas perjalanan luar biasa tidak menyenangkannya. Saya menghargainya. Saya merasa terhormat dapat bergabung dalam pengalaman menyaksikan Dia Pasti Datang. Terima kasih.

 

3 comments on “Review Dia Pasti Datang

  1. Doni
    23 Februari 2016

    Jadi penasaran..pengen ketawa lepas euy…pengen nonton.. itung2 ngilangin stress..

    Disukai oleh 1 orang

  2. Ping-balik: Review Indera Keenam | tabunggaselpiji

  3. Ping-balik: Film-Film Horor Indonesia Teristimewa Sepanjang Tahun 2016 (versi TabungGasElpiji) | tabunggaselpiji

Tinggalkan komentar

Information

This entry was posted on 22 Februari 2016 by in Review Film and tagged .

Kategori

Instagram

Tidak ada gambar Instagram yang ditemukan.

Februari 2016
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
29  

Ikuti saya di Twitter